Mengelola kelas adalah merupakan ketrampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar KBM berjalan dengan lancar. Ketrampilan tersebut meliputi :
- Menciptakan kondisi kelas yang nyaman.
kondisi kelas yang nyaman akan membuat para siswa menjadi betah di kelas sehingga mereka dapat belajar dengan tenang. Rasa tenang sudah pasti akan mempermudah siswa untuk menyerap materi yang kita sampaikan.Dengan demikian materi yang kita sampaikan tidak akan sia-sia.
- Bersikap objectif
Guru yang pilih kasih sudah pasti akan dijauhi oleh siswanya,maka dari itu kita sebagai seorang guru harus memperlakukan sama terhadap semua siswa. Semua siswa yang datang ke kelas kita memiliki hak yang sama jadi jangan sampe kita beda-bedakan.
- Memberi pujian/apresiasi
Siapa sih yang tidak suka dipuji? semua orang mulai dari anak-anak,remaja sampai orang tua pasti suka kalau dipuji. Pujian itu perlu sebagai apresiasi bagi siswa terhadap prestasinya, tapi memberi pujian tidak boleh berlebihan karena tidak sedikit siswa yang akan hanya sampe disitu saja dan merasa puas terhadap prestasinya. Jadi tujuan memberi pujian disini adalah sebagai motivasi untuk siswa agar terus maju untuk belajar.
-Jangan mengancam siswa
Poin yang terakhir ini adalah yang perlu kita perhatikan. Kita adalah seorang guru bukan seorang penjahat jadi jangan sekali kali mengancam siswa kita apapun alasanya. Ancaman akan hanya membuat jiwa siswa jadi tidak nyaman dan ini akan mengganggu konsentrasinya dalam belajar. terus bagaimana kalo kita menghadapi anak yang nakal? kalo nakalnya ringan kita bisa menasehatinya dengan memberinya teguran. Tapi kalau nakalnya sudah melampaui batas kita bisa minta bantuan ke BP. Di setiap sekolahan kan sudah pasti ada BP nya. nah itu adalah tips dari saya semoga bermanfaat. Selamat mengajar.
Selasa, 28 Februari 2012
Tips Mengelola Kelas
Minggu, 26 Februari 2012
Tips menjaga keharmonisan rumah tangga
Permasalahan rumah tangga tentu hanya bisa dipahami oleh suami atau istri yang menjalani pernikahan. Berat ringannya konflik rumah tangga bergantung pada orang-orang yang memang terlibat di dalam permasalahan tersebut.
Harmonis adalah perpaduan dari berbagai karakter warna yang membentuk kekuatan eksistensi sebuah benda. Warna hitam misalnya, kalau berdiri sendiri akan menimbulkan kesan suram dan dingin dan jarang orang menyukai warna hitam secara berdiri sendiri. Tapi jika berpadu dengan warna putih, maka ia akan memberikan corak tersendiri yang bisa menghilangkan kesan suram dan dingin tadi. Perpaduan hitam-putih jika ditata secara apik, akan menimbulkan kesan dinamis, gairah, dan hangat.
Begitu pula halnya dengan rumah tangga yang merupakan perpaduan antara berbagai karakter warna; ada karakter pria, wanita, anak-anak, bahkan mertua. Tidak ada satu pun manusia di dunia ini yang bisa menjamin bahwa masing-masing warna tersebut sempurna karena pasti di antara mereka memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh sebab itu, dalam berumah tangga, segala kekurangan dan kelebihan harus saling berpadu mengisi kekosongan-kekosongan yang ada.
Nah, berikut beberapa tips yang dapat diaplikasikan untuk memadukan masing-masing warna anggota keluarga sehingga terjalin suasana yang harmonis.
Pertama, memperlakukan istri dengan baik merupakan perkara yang dianjurkan oleh syariat.
Seorang suami wajib memperlakukan istrinya dengan baik serta banyak bersabar dan lapang dada dalam menghadapinya, apalagi jika usianya masih belia. Dalam sebuah hadits diterangkan bahwa Aisyah r.a. pernah berkata, “Orang-orang Habasyah (Ethiopia) masuk ke dalam masjid bermain, maka Nabi Saw. berkata kepadaku: ‘Wahai yang kemerah-merahan, apakah engkau ingin melihat mereka?’ Aku berkata, ‘Iya.’ Nabi Saw. lalu berdiri di pintu, aku mendatanginya, aku letakkan daguku di atas pundaknya, dan aku sandarkan wajahku di pipinya. Rasulullah Saw. berkata, ‘Sudah cukup (engkau melihat mereka bermain)?’ Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, jangan terburu-buru.” Lalu beliau (tetap) berdiri untukku (agar aku bisa terus melihat mereka. Kemudian ia berkata, ‘Sudah cukup?’ Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, jangan terburu-buru. Aku tidak ingin terus melihat mereka bermain, akan tetapi aku ingin para wanita tahu bagaimana kedudukan Rasulullah Saw. di sisiku dan kedudukanku di sisi Rasulullah Saw.’” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Kedua, berupaya saling mengenal dan memahami.
Perbedaan lingkungan dan kondisi tempat suami atau istri tumbuh sangat berpengaruh dalam pembentukan ragam selera, perilaku, dan sikap masing-masing. Hal itu merupakan kewajiban setiap pasangan suami sitri untuk memahami keadaan ini dan berusaha mengetahui serta mengenal pihak lain yang menjadi pasangan hidupnya. Mereka juga harus mengetahui semua hal yang berkaitan dengan situasi kehidupan yang mempengaruhi pasangannya sehingga dapat maju dan mewujudkan keharmonisan.
Ketiga, panggil istrimu dengan nama yang ia sukai.
Sebagaimana Rasulullah Saw. memanggil Aisyah r.a. dengan sebutan Humaira (si Merah Delima). Maka, bertanyalah kepada istrimu mengenai nama yang ia sukai. Istri pun harus melakukan hal yang sama yaitu memanggil suami dengan sebutan yang disukainya.
Keempat, saling memberikan pujian.
Pada dasarnya, manusia itu senang dipuji dan ini termasuk kebutuhan (tabiat). Hendaknya suami sering memuji istri, demikian pula sebaliknya. Memuji pasangan dapat dilakukan di hadapan orangtuanya atau kerabatnya dengan menyebutkan kebaikan-kebaikan yang dimilikinya. Misalnya dengan memuji masakannya yang enak atau semacamnya. Hal serupa juga dapat dilakukan kepada anak-anak.
Kelima, bersikap qana’ah.
Di antara tanda keharmonisan cinta pasangan suami istri adalah sikap merasa puas dengan yang ada (qana’ah) atau merasa puas dengan prasarana hidup yang tersedia. Masih berkelanjutannya sikap manja, kebiasan hidup serba ada, boros, dan berfoya-foya pada masa kecil atau remaja termasuk salah satu faktor yang memicu pertikaian pasangan suami istri. Sikap demikian berlawanan dengan kedewasaan yang menuntut pandangan realistis tentang kehidupan. Hal-hal picisan dan glamour yang digembar-gemborkan media sejatinya tidak akan menciptakan kebahagiaan. Kebahagiaan sejati hanya akan memancar dari hati dan jiwa terdalam, bukan bertolak dari aspek-aspek materi yang justru memicu kesenjangan dan konflik.
Keenam, sekali-kali ajak istri jalan-jalan, piknik, atau rekreasi.
Tentu saja, bepergian yang dimaksud adalah mengunjungi tempat-tempat yang dihalalkan. Setiap bulannya, jadwalkan waktu pergi berdua (kencan) dengan istri agar ia tidak sumpek terus menerus berada di rumah.
Ketujuh, senantiasa bersikap terus-terang, jujur, dan sportif.
Ini merupakan kunci kebahagiaan kehidupan rumah tangga yang tidak mungkin nihil dari kesalahpahaman. Jika Anda melakukan kesalahan, maka yang harus dilakukan adalah bergegas meminta maaf, berani mengakuinya, dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi di kemudian hari. Sikap tersebut sama sekali tidak berarti menistakan status dan harga diri Anda. Hal itu justru mendorong pihak lain untuk menghormati, mempercayai, dan memaafkan Anda.
Kedelapan, jangan melihat ke belakang.
Jangan pernah menyesali keputusan yang telah dibuat menyangkut pernikahan. Pertanyaan seperti, “Kenapa waktu itu saya mau saja dinikahi, ya?” atau “Kenapa tidak saya tolak saja ya pinangannya?” harus dibuang jauh-jauh. Ketidakharmonisan bisa saja bermula dari pertanyaan sepele tersebut. Jika rasa penyesalan berlarut, tidak tertutup kemungkinan ketidakharmonisan berujung pada perceraian. Karena itu, hadapilah kenyataan yang saat ini kita hadapi. Jangan lari dari masalah dengan melongok ke belakang atau (na’udzubillah) membayangkan sosok lain di luar pasangan kita. Hal ini akan membuka pintu setan sehingga ia akan dengan mudah meracuni.
Kesembilan, sertakan sakralitas berumah tangga.
Salah satu pijakan yang paling utama dalam berumah tangga adalah adanya ketaatan pada syariat Allah. Jika dihitung secara materi, berumah tangga itu melelahkan dan justru di situlah nilai pahala yang Allah janjikan. Ketika masalah nyaris tidak menemui ujung pangkalnya, kembalikanlah itu semua kepada Sang Pemilik Masalah, Allah Swt. Pasangkan rasa baik sangka kepada Allah Swt. Tataplah hikmah di balik masalah. Insya Allah, ada kebaikan dari semua masalah yang kita hadapi. Lakukanlah pendekatan ubudiyah. Jangan bosan dengan berdoa. Bisa jadi, dengan taqarrub pada Allah, masalah yang berat bisa terasa ringan dan secara otomatis solusi akan terlihat di depan mata. Insya Allah!
Permasalahan rumah tangga tentu hanya bisa dipahami oleh suami atau istri yang menjalani pernikahan. Berat ringannya konflik rumah tangga bergantung pada orang-orang yang memang terlibat di dalam permasalahan tersebut. Karenanya, Allah Swt. pun menyediakan pintu darurat hanya boleh dibuka ketika segala upaya telah diusahakan. Meski diperbolehkan, perceraian merupakan sesuatu yang dibenti oleh Allah Swt. sebagaimana hadits riwayat Abu Daud dan Hakim yang berbunyi, “Sesuatu yang halal tapi dibenci Allah adalah perceraian.” Jadi memang, semua terserah pada yang menjalankan.http://sundagasik.com/tips-kehidupan/9-tips-menjaga-keharmonisan-rumah-tangga.html
Jumat, 24 Februari 2012
TIPS SUKSES INTRVIEW
Surat lamaran kerja yang optimis tidak selalu menunjukkan bahwa orangnya juga seoptimis apa yang dibeberkannya dalam berkas-berkas itu. Begitu pewawancara menanyakan hal yang sederhana saja, seperti “Ceritakan diri Anda dalam beberapa kalimat,” banyak pelamar yang tergagap-gagap. Yang sering terjadi, bukannya memberikan jawaban sesuai yang diminta, melainkan justru merendahkan dengan mengatakan, “Ah, saya orangnya biasa-biasa saja.”
Selama ini memang banyak tips-tips konvensional yang menyarankan agar orang sebaiknya merendahkan diri ketika menghadapi wawancara kerja, sebagai upaya untuk mencuri simpati pewawancara. Tapi, zaman sudah berubah. Jawaban yang terlalu merendah dan banyak basi-basi hanya menunjukkan bahwa Anda sebenarnya tidak yakin dengan diri Anda. Perusahaan masa kini tidak membutuhkan karyawan seperti itu.
Yang diperlukan sekarang adalah jawaban yang taktis, yang menunjukkan siapa diri Anda dan layakkah Anda bergabung dengan perusahaan yang sedang Anda lamar. Ini contoh jawaban yang taktis, ketika Anda diminta menceritakan diri Anda.
“Saya Rina, anak pertama dari lima bersaudara. Sejak SMA, saya aktif di koran sekolah. Di situ saya menulis, mewawancarai orang-orang di sekitar saya dan berhubungan dengan mereka. Dari situ saya sadar alangkah menariknya bisa bertemu dengan orang banyak, berdiskusi dan mengetahui banyak hal dari mereka. Saya juga senang musik, membaca dan traveling. Ketika kuliah, saya sering menulis pengalaman jalan-jalan saya, atau sekedar memberi referensi kaset yang sedang laris untuk koran kampus saya.”
Meskipun bukan jawaban yang berbunga-bunga, tapi si pewawancara telah menunjukkan bahwa dirinya terbuka, ramah dan punya rasa ingin tahu yang besar. Dengan kata lain, itu jawaban yang cukup cerdas dan efektif untuk menggambarkan bagaimana yang bersangkutan menyatakan secara implisit bahwa dirinya merasa layak ditempatkan pada posisi yang diincarnya. Pewawancara butuh jawaban seperti itu –cukup singkat, tapi menunjukkan optimisme yang tak dibuat-buat.
Kesimpulannya, kalau Anda dipanggil untuk wawancara, sebisanya persiapkan diri dengan baik. Rasa percaya diri dan menunjukkan bahwa Anda menjadi diri sendiri adalah yang terpenting. Pewawancara tidak butuh jawaban yang berbunga-bunga, berapi-api apalagi munafik. Pada kesempatan pertama, mereka biasanya ingin melihat bagaimana si pelamar menghargai diri sendiri. Buatlah beberapa poin tentang kemahiran Anda serta hal-hal yang Anda sukai dan inginkan untuk masa depan Anda. Setelah menemukan poin -poin itu, berlatihlah mengemukakannya dalam sebuah jawaban singkat yang cerdas dan optimis.
sumber:www.info lowker.com
Selama ini memang banyak tips-tips konvensional yang menyarankan agar orang sebaiknya merendahkan diri ketika menghadapi wawancara kerja, sebagai upaya untuk mencuri simpati pewawancara. Tapi, zaman sudah berubah. Jawaban yang terlalu merendah dan banyak basi-basi hanya menunjukkan bahwa Anda sebenarnya tidak yakin dengan diri Anda. Perusahaan masa kini tidak membutuhkan karyawan seperti itu.
Yang diperlukan sekarang adalah jawaban yang taktis, yang menunjukkan siapa diri Anda dan layakkah Anda bergabung dengan perusahaan yang sedang Anda lamar. Ini contoh jawaban yang taktis, ketika Anda diminta menceritakan diri Anda.
“Saya Rina, anak pertama dari lima bersaudara. Sejak SMA, saya aktif di koran sekolah. Di situ saya menulis, mewawancarai orang-orang di sekitar saya dan berhubungan dengan mereka. Dari situ saya sadar alangkah menariknya bisa bertemu dengan orang banyak, berdiskusi dan mengetahui banyak hal dari mereka. Saya juga senang musik, membaca dan traveling. Ketika kuliah, saya sering menulis pengalaman jalan-jalan saya, atau sekedar memberi referensi kaset yang sedang laris untuk koran kampus saya.”
Meskipun bukan jawaban yang berbunga-bunga, tapi si pewawancara telah menunjukkan bahwa dirinya terbuka, ramah dan punya rasa ingin tahu yang besar. Dengan kata lain, itu jawaban yang cukup cerdas dan efektif untuk menggambarkan bagaimana yang bersangkutan menyatakan secara implisit bahwa dirinya merasa layak ditempatkan pada posisi yang diincarnya. Pewawancara butuh jawaban seperti itu –cukup singkat, tapi menunjukkan optimisme yang tak dibuat-buat.
Kesimpulannya, kalau Anda dipanggil untuk wawancara, sebisanya persiapkan diri dengan baik. Rasa percaya diri dan menunjukkan bahwa Anda menjadi diri sendiri adalah yang terpenting. Pewawancara tidak butuh jawaban yang berbunga-bunga, berapi-api apalagi munafik. Pada kesempatan pertama, mereka biasanya ingin melihat bagaimana si pelamar menghargai diri sendiri. Buatlah beberapa poin tentang kemahiran Anda serta hal-hal yang Anda sukai dan inginkan untuk masa depan Anda. Setelah menemukan poin -poin itu, berlatihlah mengemukakannya dalam sebuah jawaban singkat yang cerdas dan optimis.
sumber:www.info lowker.com
Langganan:
Postingan (Atom)